Studipola Arus, Pasang Surut dan Gelombang di Perairan Pantai Pelawan Desa Pangke Kecamatan Meral Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau [skripsi]: Pekanbaru Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas, Negeri Riau. Riau. Da-Costa-Rocha I, Bonnlaender B, Sievers, H, Pischel I, & Heinrich M. 2014. Hibiscus sabdariffa L. Kondisiair laut pasang terjadi dua kali. Pengamatan pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air laut suatu lokasi. Umumnya disebabkan oleh angin, kadar garam air laut yang berbeda, perbedaan suhu, pasang atau surutnya air laut, serta arus kompensasi atau arus pengisi. Sedangkan Bagian Bumi Yang Terjauh Akan. Tentu saja fenomena alam Selainitu pantainya landai dengan air laut yang sangat jernih serta jarak antara pasang naik dan pasang surut relatif lama sehingga Anda dapat berenang dengan rasa yang aman. Dengan hamparan pasir putih yang sangat lembut di pantai pangandaran ini juga sudah di sediakan tim penyelamat pantai yang sangat terlatih. JADUALAIR PASANG SURUT SEKITAR JOHOR BAHRU 3 - 8 OGOS 2022 Makluman jadual air pasang surut sekitar Johor Bahru 3 - 8 Ogos 2022 sebagaimana bacaan dari Jabatan Laut Malaysia. Warga bandar raya Dilansirdari Encyclopedia Britannica, pasang surut air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Lama waktu bulan mengelilingi bumi rata-rata? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. 7r2s4KA. 1. Pasang Surut Lautan Nusantara Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua lautan yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, serta posisinya yang berada di garis katulistiwa sehingga kondisi pasang surut, angin, gelombang, dan arus laut cukup besar. Hasil pengukuran tinggi pasang surut di wilayah laut Indonesia menunjukkan beberapa wilayah lepas laut pesisir daerah Indonesia memiliki pasang surut cukup tinggi, antara lain wilayah laut di timur Riau, laut dan muara sungai antara Sumatera Selatan dan Bangka, laut dan selat di sekitar pulau Madura, pesisir Kalimantan Timur, dan muara sungai di selatan pulau Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut dari Samudra Pasifik dan Hindia serta morfologi pantai dan batimeri216 perairan yang kompleks dimana terdapat banyak selat, palung dan laut yang dangkal serta laut dalam. Keadaan perairan tersebut membentuk pola pasang surut yang beragam. 215 diakses pada hari Kamis, 12 april 2012, jam 1142. 216Batimetri merupakan relief dasar perairan, susunan dari garis-garis kedalaman kontur. Di Selat Malaka pasang surut setengah harian semidiurnal men-dominasi tipe pasang surut di daerah tersebut. Berdasarkan pengamatan pasang surut di Kabil, Pulau Batam diperoleh bilangan Formzhal sebesar 0,69 sehingga pasang surut di Pulau Batam dan Selat Malaka pada umumnya adalah pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol tipe mixed tides prevailing semi diurnal. Pasang surut harian diurnal terdapat di Selat Karimata dan Laut Jawa pada umumnya. Berdasarkan pengamatan pasut di Tanjung Priok diperoleh bilangan Formzhal sebesar 3,80. Sehingga tipe pasut di Teluk Jakarta dan laut Jawa pada umumnya adalah pasut bertipe Tunggang pasang surut di perairan Indonesia bervariasi antara 1 sampai dengan 6 meter. Di Laut Jawa umumnya tunggang pasang surut antara 1 – 1,5 m kecuali di Selat Madura yang mencapai 3 meter. Tunggang pasang surut 6 meter dijumpai di Adapun Laut Jawa, merupakan laut dangkal dengan kedalaman rata-rata sedalam 40 m. Disamping itu, karena Laut Jawa terletak pada poros jalur hembusan Angin Muson, maka arus laut di Laut Jawa juga sangat dipengaruhi oleh Angin Muson, yaitu arus akan mengalir ke arah timur pada musim barat dan kearah barat pada musim 217 diakses pada hari Kamis, 12 april 2012, jam 1142. 218Ibid. 219Djoko Setyadjit, Karakteristik Pasang Surut Perairan Jawa Tengah, disajikan dalam rangka temu pasang surut nasional 2002 di Semarang 3 Oktober 2002. 2. Pasang Surut Pelabuhan Tanjung Mas Semarang Pelabuhan Tanjung mas adalah satu-satunya pelabuhan yang berada di kota Semarang. Berlokasi di Salah satu wilayah pesisir Kota Semarang yang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan ekonomi pesisir. Kota Semarang sendiri terletak di pantai utara Jawa Tengah, pada posisi 6° 5’ 7” LS dan 110° 35’ 28” BT, dengan luas mencapai Ha atau 373,7 Dengan koordinat pelabuhan pada posisi 6° 58’ LS dan 110° 25’ BT. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sudah termasuk dalam kategori pelabuhan C, yaitu pelabuhan yang dapat melayani bongkar muat dan keluar masuk kapal selama 24 jam apabila diperlukan. Dengan demikian Pelabuhan Laut Tanjung Emas merupakan pintu gerbang ekspor dan impor untuk berhubungan dengan pelabuhan Secara umum, perairan lepas pantai utara Jawa Tengah merupakan bagian dari Laut Jawa, dengan kedalaman rata-ratanya berkisar 40 m. Sehingga perairan lautnya pun digolongkan pada laut dangkal. Pasang surut di perairan Laut Jawa dan sekitar lebih dipengaruhi oleh pasang surut dari Samudra Pasifik 220Agung Riyadi, dkk, Kajian Kualitas Perairan laut kota Semarang Dan kelayakannya Untuk Budidaya Laut, Jakarta badan pengkajian dan penerapan teknologi , 2005, td. 221Maskur, Kajian Pengaruh Keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas Terhadap Lingkungan Masyarakat, Studi Kasus Kelurahan Bandarharjo dan Tanjungmas, 2003, Semarang, Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, td. yang merambat melalui Selat Makasar ke arah barat dan dari Laut Cina Selatan ke arah Tipe pasang surut suatu perairan ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut perhari. Dari data pasang surut yang diperoleh DISHIDROS-AL Dinas Hidrografi-Oseanografi Angkatan Laut dan labratorium ITB, tipe pasang surut di perairan antara Kepulauan Karimun Jawa dan sekitarnya sampai dengan perairan Semarang dapat diketahui, seperti yang tersaji pada tabel berikut ini Stasiun Nilai F Karimun Jawa * 3,86 Rembang * 9,33 Lemah Abang * 3,38 Demak * 1,61 Tambak Lorok * 1,84 Semarang ** 1,67 Sumber * Laboratorium Oseanografi, ITB ** DISHIDROS-AL Table 1 Nilai Formzahl Pasang Surut Di sekitar Karimun Jawa sampai Perairan Semarang Dengan memperhatikan nilai formzhal pada kolom nilai F dapat diketahui bahwa pasang surut di perairan lepas pantai sekitar Karimun Jawa bertipe tunggal diurnal, dicirikan pada nilai F sebesar 3,86. Pasang surut bertipe tunggal ini juga didapati di perairan pantai utara Jawa, sekitar rembang hingga Lemah Abang dimana nilai F-nya secara berurutan adalah 9,33 dan 222Djoko Setyadjit, 3,38.223 Akan tetapi menuju barat, dari perairan Demak hingga Tambak Lorok, tipe pasang surutnya berubah menjadi campuran dengan dominasi tunggal tipe mixed tides prevailing diurnal. Nilai F untuk kedua stasiun ini secara berurutan adalah 1,61 dan 1,84. Tipe pasang surut di Semarang juga menunjukkan tipe pasang surut campuran dengan dominasi tunggal nilai F = 1,67. Dari penelitian laboratorium oceanografi ITB, didapatkan informasi bahwa kisaran pasang surut di laut lepas ditunjukkan oleh stasiun di Karimun Jawa lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat disepanjang pantai utara Jawa Rembang, Demak, dan Tambak Lorok. Jika di Karimun Jawa kisaran pasang surut mencapai sekitar 70 cm, maka kisaran pasang surut di pantai utara adalah 100 cm hingga 130 Arus di suatu perairan utama disebabkan oleh angin dan pasang surut. Besarnya kontribusi masing-masing faktor terhadap kekuatan dan arah arus yang ditimbulkan tergantung pada tipe perairan pantai dan laut lepas dan keadaan geografisnya. Hasil pengukuran yang dilakukan oleh BPPT-Oceanor di perairan lepas pantai Jepara memperlihatkan bahwa arus di perairan tersebut sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Tipe pasang surut suatu perairan ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut 223Djoko Setyadjit, 224Ibid. 225 Ibid., lihat juga Warsito Atmojo, Analisis Pasang Surut Di Pantai Kartini Jepara Dengan Metode Kwadrat Terkecil, 2000, Semarang Universitas Diponegoro, td. Difference in Growth and Production of Areca Fruit Areca caatechu L. Tidal Area of Freshwater and Tidal Areas, the purpose of this study was to determine the differences in growth and production of tidal arecaea and freshwater tidal areas. This research was carried out in two different areas, namely freshwater tidal land in Sialang Village, Tungkal Ilir District, Tanjung Jabung Barat Regency and freshwater tidal land in Sungai Beras Village, Mendahara Ulu District, Tanjung Jabung Timur Regency from January to February 2019 using the method survey of several sample farmers. Data analysis was performed by static analysis with descriptive methods in the form of tabulations and inference methods using the -z test on each parameter starting from planting distance, stem height, stem circumference, age of production start, productivity of freshwater tidal areca fruit, fruit productivity areca palm tides, water pH, salt content, and pH of water. The z-test results in this study indicate that the influence of tide and freshwater has significant differences in the growth and productivity of areca nut. On freshwater tidal land the most productive land and produce physical data of plants are plant distance m, stem height m, stem circumference m, age of production start 4 years , productivity tons / ha, soil pH salinity ppt, and pH of water productivity, growth, tidal land, freshwater tidal land AbstrakPerbedaan Pertumbuhan Dan Produksi Buah Pinang Areca caatechu L. Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi buah pinang lahan pasang surut air laut dan daerah pasang surut air tawar. Penelitian ini di laksanakan didua daerah berbeda yaitu lahan pasang surut air tawar berada di Desa Sialang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan lahan pasang surut air tawar di Desa Sungai Beras Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dari bulan Januari sampai Februari tahun 2019 menggunakan metode survey dari beberapa petani sampel. Analisis data dilakukan dengan analisis statiska dengan metode deskriptif dalam bentuk tabulasi dan metode inferensi menggunakan uji – z pada tiap-tiap parameter mulai dari jarak tanam, tinggi batang, lingkar batang, umur mulai produksi, produktivitas buah pinang lahan pasang surut air tawar, produktivitas buah pinang lahan pasang surut air laut, pH tanah, kadar garam, dan pH air. Hasil uji – z dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh air pasang surut air laut dan air tawar terdapat perbedaan nyata terhadap pertumbuhan dan produktivitas pinang. Pada lahan pasang surut air tawar menjadi lahan produktivitas terbanyak dan menghasilkan data fisik tanaman yaitu jarak tanaman 2,95 m, tinggi batang 10,52 m, lingkar batang 48,66 m, umur mulai produksi 4 tahun, produktivitas 15,87 ton/Ha, pH tanah 4,9, kadar garam 0,1 ppt, dan pH air 4,0.Kata kunci produktivitas, pertumbuhan, lahan pasang surut air laut, lahan pasang surut air tawar Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Media Pertanian, 42 Oktober 2019, Media Komunikasi Hasil Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi ISSN 2503-1279 Print ISSN 2581-1606 Online DOI Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 45 Pertumbuhan Dan Produksi Pinang Areca caatechu L. Pada Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar 1Jessica, 2*Yulistiati Nengsih dan 2Rudi Hartawan 1Alumni Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Batanghari 2Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jl. Slamet Riyadi, Broni Jambi, 36122. Telp. +62741 60103 2*e-mail korespondensi nyulistiati Abstract. The research of difference in growth and production of Areca fruit Areca caatechu L. tidal area of fFreshwater and tidal areas was to determine the differences in growth and production of tidal arecaea and freshwater tidal areas. This research was carried out in two different areas, namely freshwater tidal land in Sialang Village, Tungkal Ilir District, Tanjung Jabung Barat Regency and freshwater tidal land in Sungai Beras Village, Mendahara Ulu District, Tanjung Jabung Timur Regency from January to February 2019 using the method survey of several sample farmers. Data analysis was performed by static analysis with descriptive methods in the form of tabulations and inference methods using the -z test on each parameter starting from planting distance, stem height, stem circumference, age of production start, productivity of freshwater tidal areca fruit, fruit productivity areca palm tides, water pH, salt content, and pH of water. The z-test results in this study indicate that the influence of tide and freshwater has significant differences in the growth and productivity of areca nut. On freshwater tidal land the most productive land and produce physical data of plants are plant distance m, stem height m, stem circumference m, age of production start 4 years , productivity tons / ha, soil pH salinity ppt, and pH of water Keywords productivity, growth, tidal land, freshwater tidal land Abstrak. Penelitian perbedaan pertumbuhan dan produksi buah Pinang Areca caatechu L. daerah pasang surut air laut dan daerah pasang surut air tawar, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi buah pinang lahan pasang surut air laut dan daerah pasang surut air tawar. Penelitian ini di laksanakan didua daerah berbeda yaitu lahan pasang surut air tawar berada di Desa Sialang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan lahan pasang surut air tawar di Desa Sungai Beras Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dari bulan Januari sampai Februari tahun 2019 menggunakan metode survey dari beberapa petani sampel. Analisis data dilakukan dengan analisis statiska dengan metode deskriptif dalam bentuk tabulasi dan metode inferensi menggunakan uji – z pada tiap-tiap parameter mulai dari jarak tanam, tinggi batang, lingkar batang, umur mulai produksi, produktivitas buah pinang lahan pasang surut air tawar, produktivitas buah pinang lahan pasang surut air laut, pH tanah, kadar garam, dan pH air. Hasil uji – z menunjukan bahwa pengaruh air pasang surut air laut dan air tawar terdapat perbedaan nyata terhadap pertumbuhan dan produktivitas pinang. Pada lahan pasang surut air tawar menjadi lahan produktivitas terbanyak dan menghasilkan data fisik tanaman yaitu jarak tanaman 2,95 m, tinggi batang 10,52 m, lingkar batang 48,66 m, umur mulai produksi 4 tahun, produktivitas 15,87 ton/Ha, pH tanah 4,9, kadar garam 0,1 ppt, dan pH air 4,0. Kata kunci produktivitas, pertumbuhan, lahan pasang surut air laut, lahan pasang surut air tawar PENDAHULUAN Tanaman pinang Areca catechu L. sudah dimanfaatkan sejak lama terutama daerah-daerah Asia Selatan dan Timur sampai daerah Kepulauan Pasifik. Pinang merupakan komoditi yang termasuk subsektor perkebunan yang berpotensi untuk diekspor. Tanaman pinang dapat diandalkan dan dibanggakan karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya mudah memperoleh bibit, jarang diganggu hama penyakit, mampu memproduksi buah walaupun hanya ditanam diperkarangan, berbuah tanpa kenal musim, jarak Jessica, Yulistiati Nengsih dan Rudi Hartawan. Pertumbuhan Dan Produksi Pinang Areca Caatechu L. Pada Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 46 tanam relatif dekat, dan biaya investasi tidak mutlak besar. Pinang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi. Pinang tersebar di semua wilayah Indonesia, namun penyebaran terbesar dan sekaligus sebagai daerah pengekspor biji pinang terdapat di Pulau Sumatra antara lain di Jambi. Sementara daerah lain masih terbatas untuk konsumsi lokal. Tanaman pinang merupakan komoditas unggulan perkebunan Provinsi Jambi di samping komoditas tanaman perkebunan lain, seperti tanaman kelapa sawit, karet, kelapa, dan kakao Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, 2014. Provinsi Jambi merupakan salah satu penghasil pinang di Indonesia, di mana terdapat 10 Kabupaten/Kota yang melakukan usaha tani pinang. Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki produksi pinang tertinggi yaitu ton dengan luas tanam Ha, dan produktivitas 1,13 ton/Ha. Kabupaten Tanjung Jabung Timur penghasil pinang terbesar kedua di Provinsi Jambi dengan produksi pinang ton dengan luas tanam Ha, dan produktivitas 0,64 ton per Ha Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2015. Provinsi Jambi sebagai sentra penyebaran pinang terbesar di Indonesia, hasil eksplorasi dan identifikasi menghasilkan 5 aksesi pinang yang potensial, yaitu Betara-1,Betara 2, Muara Sabak Timur-1, Muara Sabak Timur-2, dan Muara Sabak Timur-3 Miftahorachman, 2016. Saat ini lahan-lahan subur untuk perkebunan semakin terbatas ketersediaannya akibat berbagai kegiatan pembangunan industri, pariwisata, perumahan, jalan, dan pemukiman, akibatnya lahan pengembangan perkebunan bergeser kelahan-lahan marginal seperti lahan pasang surut Najiyatiet al., 2005. Hasil penelitian Ismail et al 1993, lahan pasang surut Indonesia cukup potensial untuk usaha pertanian baik untuk tanaman pangan, perkebunan, hortikultura maupun usaha peternakan. Selanjutnya dijelaskan oleh Alihamsyah 2002 kedepan lahan rawa ini menjadi sangat strategis dan penting bagi pengembangan pertanian sekaligus mendukung ketahanan pangan dan usaha agribisnis. Berdasarkan hasil pemetaan Pusat Data Rawa Indonesia 2018, lahan rawa di Indonesia tersebar di beberapa pulau, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Luas lahan rawa Indonesia diperkirakan mencapai hektar yang terdiri dari hektar 60,2% lahan pasang surut dan hektar 39,8% lahan rawa non-pasang surut lebak. Dari luasan tersebut, total lahan rawa yang dikembangkan pemerintah adalah juta ha dan oleh masyarakat sekitar juta ha. Kawasan itu tersebar di pantai timur dan utara pulau Sumatera, pantai barat, selatan, dan timur pulau Kalimantan, pantai barat dan timur pulau Sulawesi, serta pantai selatan pulau Papua. Dari jumlah itu sebanyak 9,53 juta ha ternyata sesuai untuk kegiatan budidaya pertanian. Saat ini luas lahan rawa yang dimanfaatkan untuk budidaya pertanian baru mencapai sekitar 2,270 juta ha, artinya lahan rawa yang dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian hanya 23,8 persen dari luas total lahan rawa yang sesuai untuk kegiatan pertanian. Berdasarkan pemetaan Badan Litbang Pertanian tahun 2009, lahan rawa pasang surut memiliki luas paling besar, yakni mencapai 20,1 juta ha. Lahan tersebut terdiri atas tipologi lahan potensial seluas 2,1 juta ha, sulfat masam 6,7 juta ha, gambut 10,9 juta ha, dan salin 0,4 juta ha. Sementara itu, luas lahan rawa lebak di Indonesia sekitar 13,3 juta ha, 4,2 juta ha berupa lebak dangkal, 6,1 juta ha lebak tengahan, dan 3,0 juta ha lebak dalam. Menurut Noor 2004, rawa adalah kawasan sepanjang pantai, aliran sungai, danau, atau lebak yang menjorok masuk intake ke pedalaman sampai sekitar 100 km atau sejauh dirasakannya pengaruh gerakan pasang. Jadi, lahan rawa dapat dikatakan sebagai lahan yang mendapat pengaruh pasang surut air laut atau sungai di sekitarnya. Di Indonesia telah disepakai istilah rawa dalam dua pengertian, yakni rawa pasang surut dan rawa lebak. Rawa pasang surut diartikan sebagai daerah rawa yang mendapatkan pengaruh langsung atau tidak langsung oleh ayunan pasang surut air laut atau sungai di sekitarnya. Sedangkan rawa lebak adalah daerah rawa yang mengalami genangan selama lebih dari tiga bulan dengan tinggi genangan terendah 25 – 50 cm. Provinsi Jambi diperkirakan memiliki lahan rawa seluas ha, berpotensi untuk pengembangan pertanian ha terdiri dari lahan pasang surut ha dan lahan non pasang surut lebak ha Bappeda Jambi, 2016. Jessica, Yulistiati Nengsih dan Rudi Hartawan. Pertumbuhan Dan Produksi Pinang Areca Caatechu L. Pada Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 47 Lahan pasang surut air laut adalah lahan yang jumlah airnya dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut asin. Air laut mengandung residu garam yang tinggi. Garam mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui keracunan yang diakibatkan penyerapan unsur penyusun garam secara berlebihan seperti sodium, penurunan penyerapan air cekaman air dan penurunan dalam penyerapan unsur-unsur penting bagi tanaman khususnya potassium Food and Agriculture Organization. 2008. Wilayah pasang surut air tawar adalah wilayah rawa yang mengalir kearah hulu sungai. Wilayahnya masih termasuk daerah aliran sungai bagian bawah, namun posisinya lebih ke dalam ke arah daratan, atau ke arah hulu sungai. Di wilayah ini energi sungai, berupa gerakan aliran sungai ke arah laut, bertemu dengan energi pasang surut yang umumnya terjadi dua kali dalam sehari semi diurnal. Karena wilayahnya sudah berada di luar pengaruh air asin/salin, yang dominan adalah pengaruh air tawar fresh water dari sungai sendiri Suriadikarta dan Setyorini, 2006. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2019 pada lahan pasang surut air tawar di Desa Sungai Beras, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan lahan pasang surut air laut di Desa Sialang, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanaman pinang yang berumur 10-15 tahun. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi GPS, meteran, timbangan, lembar kuisioner, alat perekam, pH meter, refraktometer dan kamera. Penelitian ini menggunakan metode survey pada lahan petani yang ditanami pinang. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja dimana lokasi-lokasi tersebut terdapat budidaya tanaman pinanglahan pasang surut air tawar dan pasang surut air laut. Gambar 1. Lokasi dan Petani Sample Metode pengambilan sample menggunakan metode Systemic Sampling dan digambarkan sebagai berikut Gambar 2. Bentuk Titik – Titik Pohon Sampel Secara Sederhana Jessica, Yulistiati Nengsih dan Rudi Hartawan. Pertumbuhan Dan Produksi Pinang Areca Caatechu L. Pada Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 48 Pada gambar diatas menunjukkan titik hitam yang mana sebagai contoh pohon sampel yang mempunyai populasi 100 pohon dan dilanjutkan dengan perhitungan nilai K   . K = jika jumlah tanaman 100 maka sampel yang diambil adalah 15 tanaman. K = 100 15 = 6 dan dibulatkan menjadi 7. Selanjutnya menyiapkan lotre sebanyak 9 buah kartu lotre yang mana kartu tersebut telah diberi angka 1 sampai 9 dan diacak kartu yang telah diberi nomor. Bila angka pertama yang keluar adalah 6 makan mulailah pengambilan sampel pohon dari nomor 6 kemudian lakukan ulangan menghitung sebanyak 7 kali sesuai nilai K diatas. Contoh angka sampel 6, 13, 20, 27 dan seterusnya sampai 15 tanaman. Peubah yang diamati adalah 1 Jarak tanam m. Model posisi tanaman dan jarak tanam diatur saat penelitian dengan mengukur jarak pinang dengan cara mengukur antar pokok tanaman menggunakan meteran. 2 Tinggi batang m. Pengukuran tinggi batang dilakukan dengan menggunakan meteran. Dengan cara mengukur tinggi batang dari pangkal batang sampai ketajuk menggunakan galah / bambu. 3 Lingkar batang cm.Pengukuran lingkar batang dilakukan menggunakan meteran, dengan cara mengambil rata-rata lingkar batang yang diukur setengah meter dari pangkal. 4 Umur mulai produksi tahun.Untuk mengetahui umur tanaman mulai berbuah maka dilakukan wawancara kepada petani pinang. 5 Produktivitas buah pinang lahan pasang surut air tawar kg/Ha.Pengamatan produksi buah yang dihasilkan dilakukan dengan cara menimbang hasil buah pinang per pohon pada lahan pasang surut air tawar. 6 Produktivitas buah pinang lahan pasang surut air laut kg Ha-1. 7Pengamatan produksi buah yang dihasilkan dilakukan dengan cara menimbang hasil buah pinang per pohon pada lahan pasang surut air laut. 8 pH tanah. Untuk mengukur kemasaman tanah, dilakukan pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat ukur pH meter yang diletakkan diatas tanah. 9 Kadar garam. Untuk mengetahui salinitas tingkat kadar garam atau keasinan terlarut dalam air dengan menggunakan refraktometer. 10 pH air. Untuk mengukur pH air, dilakukan pengukuran pH air dengan menggunakan alat ukur pH meter. Guna menjawab hipotesis yang diajukan, data-data yang diperoleh dilapangan dilakukan analisis statistika dengan metode deskriptif dan bentuk tabulasi.   Keterangan z = Nilai uji statistik, x1 – x2 = Selisihdua rata – rata hitungsampel 1 dansampel 2, m1-m2 = Selisih dua rata-rata hitungpopulasi 1 danpopulasi 2, S x1-x2 = Standardeviasiselisihduapopulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Survey dlakukan terhadap 10 petani di Desa Sialang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan 10 petani di Desa Sungai Beras Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Adapun titik koordinat lokasi masing-masing petani sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Lokasi-Lokasi Sampel Petani Desa Sialang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat Lahan Pasang Surut Air Laut Sampel 1 Lahan Pasang Surut Air Laut Sampel 2 Desa Sungai Beras Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Lahan Pasang Surut Air Tawar Sampel 1 Lahan Pasang Surut Air Tawar Sampel 2 Keterangan S = South E = East Jessica, Yulistiati Nengsih dan Rudi Hartawan. Pertumbuhan Dan Produksi Pinang Areca Caatechu L. Pada Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 49 Dari Tabel 1, dapat dilihat terdapat perbedaan titik koordinat disetiap lokasi sampel lahan. Perbedaan satu menit titik koordinat sama dengan jaraknya 30 meter. Pengamatan dilakukan pada tanaman yang ada pada daerah yang diterakan dengan koordinat. Data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui jarak tanam, tinggi tanaman, lingkar batang, umur mulai produksi, produktivitas buah pinang lahan pasang surut air tawar dan produktivitas buah pinang lahan pasang surut air laut. Tabel 2. Perbandingan nilai peubah pada ekologi lahan pasang surut air tawar dengan pasang surut air laut Umur mulai berbuah tahun Estimasi produktivitas t ha-1 th-1 1PSAT = Pasang surut air tawar 2PSAL = Pasang surut air laut ** = Berbeda sangat nyata P<0,05 Lahan pasang surut air laut memiliki salinitas yang tinggi yang ditunjukkan pada Tabel 2 bahwa salinitas 2,1 ppt. Salinitas yang tinggi mengakibatkan menurunnya potensial air tanah dan berdampak terhadap menurunnya kemampuan menyerap air dan unsur hara bagi tanaman pinang. Kondisi ini akan mempengaruhi laju fotosintesis per satuan luas daun. Mekanisme utama penekanan laju fotosintesis terjadi karena menutupnya stomata sebagai akibat dari kemampuan tanaman dalam menyerap air berkurang. Seperti yang dinyatakan oleh Sari et al. 2006 bahwa menutupnya stomata pada daun akan memotong suplai CO2 ke sel-sel mesofil, sehingga fotosintesis terhambat dan fotosintat yang terbentuk dengan pendapat Basri 1991 bahwa peningkatan konsentrasi garam terlarut di dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air dan unsur-unsur hara yang berlangsung melalui proses osmosis. Jumlah air yang masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman. Produktivitas buah pinang lahan pasang surut air laut lebih rendah dibandingkan dengan lahan pasang surut air tawar. Hasil uji – z menunjukan terdapat perbedaan yang nyata antara produktivitas lahan pasang surut air tawar dan lahan pasang surut air laut, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1, produktivitas buah pinang lahan pasang surut air laut 8,46 ton ha-1 tahun-1 sedangkan buah pinang lahan pasang surut air tawar 15,87 ton ha-1 tahun-1. Hasil ini menunjukkan bahwa produktivitas buah pinang lahan pasang surut air tawar lebih besar 7,41 ton ha-1 tahun-1 dari pada produktivitas buah pinang lahan pasang surut air laut. Hal ini diduga karena kandungan Na+ yang tinggi pada lahan pasang surut air laut. Sejalan dengan pendapat Basri 1991 yang menyatakan bahwa garam-garam atau Na+ yang dapat dipertukarkan akan mempengaruhi sifat-sifat tanah jika terdapat dalam keadaan yang berlebihan dalam tanah. Kelebihan unsur Na+dan Cl-dapat menekan pertumbuhan dan mengurangi produksi. Pada lahan pasang surut air tawar pertumbuhan tanaman pinang lebih baik karena penyerapan air dan unsur hara lebih baik, hasil uji – z menunjukan terdapat perbedaan yang nyata jarak tanaman lahan pasang surut air tawar dan lahan pasang surut air laut sehingga tanaman pinang pada lahan air tawar jarak tanam lebih luas dibandingkan pinang lahan pasang surut air laut, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1, bahwa jarak tanam pinang lahan pasang surut air tawar adalahh 2,95 sedangkan jarak tanam pinang lahan pasang surut air laut 2,31, ini menunjukkan jarak tanam pinang lahan pasang surut air tawar lebih lebar sebesar 0,64 m dibandingkan pinang lahan pasang surut air laut. Jessica, Yulistiati Nengsih dan Rudi Hartawan. Pertumbuhan Dan Produksi Pinang Areca Caatechu L. Pada Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 50 Dilihat dari pertumbuhan tinggi dan lingkar batang tanaman pinang lahan pasang surut air tawar lebih besar dibandingkan dengan pinang lahan pasang surut air laut. Hasil uji – z menunjukan terdapat perbedaan yang nyata antara tinggi dan lingkar batang tanaman lahan pasang surut air tawar dan lahan pasang surut air laut. Pada Tabel 1 rata-rata tinggi tanaman pinang lahan pasang surut air tawar 10,52 m sedangkan tinggi tanaman pinang lahan pasang surut air laut 9,01 m. Pada Tabel 1 rata-rata lingkar batang pinang lahan pasang surut air tawar 48,66 cm sedangkan rata-rata lingkar batang lahan pasang sut air laut 42,96 cm, hal ini menunjukan bahwa rata-rata lingkar batang pinang lahan pasang surut air tawar lebih besar 5,7 cm dibandingkan dengan rata-rata pinang lahan pasang surut air laut. Hal ini diduga karena adanya pengaruh air garam salinitas yang dapat menekan pertumbuhan tinggi tanaman. Sesuai dengan pendapat Basri 1991 kadar Na+ membuat tanaman pinang lahan pasang surut air laut mengalami pembengkakan dan penutupan pori-pori yang diakibatkan oleh Na+ yang memperburuk pertukaran gas, serta dispersi material koloid tanah yang membuat tanaman terganggu pertumbuhannya. Nilai pH tanah dan pH air pada lahan pasang surut air laut cenderung lebih rendah dari pada pH tanah dan pH air lahan pasang surut air tawar. Sejalan dengan pendapat Aliamsyah 2004 bahwa masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan lahan pasang surut adalah kemasaman tanah tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian kapur atau arang sekam. Dari hasil wawancara di lapangan terdapat perbedaan umur mulai produksi antar tanaman pinang lahan pasang surut air tawar dan lahan pasang surut air laut. Pinang lahan pasang surut air tawar mulai berproduksi pada umur 4 tahun, sedangkan pinang lahan pasang surut air laut mulai berproduksi pada umur 5 tahun, hal ini menunjukkan tanaman pinang lahan pasang surut air laut lebih lambat dalam berproduksi . Hasil wawancara dilapangan diperoleh bahwa masyarakat petani yang melakukan pertanaman pinang di lahan pasang surut air tawar dan lahan pasang surut air laut menggunakan bibit sapuan, sama-sama melakukan pertanaman secara acak. Untuk tindakan agronomi yang dilakukan petani ini sama sekali tidak melakukan pemupukan, dan hanya melakukan penyiangan gulma secara manual. KESIMPULAN DAN SARAN Pertumbuhan tanaman pinang di lahan pasang surut air tawar lebih baik dibandingkan pertumbuhan di lahan pasang surut air laut. Selisih produktivitas pinang di lahan pasang surut air tawar sebesar 7,41 ton ha-1 tahun-1 dibandingkan produktivitas di lahan pasang surut air laut. DAFTAR PUSTAKA Pusat Data Rawa. 2019. Pusat Data dan Informasi Rawa dan Pesisir. diakses 1 Maret 2019 Alihamsyah, T. 2002. Potensi dan Pendayagunaan Lahan Rawa untuk Peningkatan Produksi Padi. Ekonomi Padi dan beras Indonesia. Dalam Faisal Kasrino, Effendi Pasandaran dan Fagi Penyunting. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Badan Perencanaan Daerah Bappeda Provinsi Jambi, 2016. Melihat Potensi Lahan Rawa Di Provinsi Jambi. online Jambi. Litbang . pertanian . go .id / eng / /berita/4-info-aktual/164-melihat-potensi-lahan-rawa-di-provinsi-jambi Basri, H., 1991. Pengaruh Stres Garam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Empat Varietas Kedelai. Thesis Program Pascasarjana IPB, Bogor Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2015. Statistik Perkebunan Provinsi Jambi. Jambi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, 2014. Profil Usaha Tani di Provinsi Jambi Ismail, , T. Alihamsyah, Widjaja-Adhi, Suwarno, T. Herawati, R. Tahir dan Sianturi. 2003. Sewindu Penelitian Pertanian Lahan Rawa; Konstribusi dan Prospek Pengembangan. Pusat penelitian dan pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Miftahorachman, 2016. Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain Balitka. Balit Palma Manado. Manado. Sari, S. Darmanti, dan Hastuti. 2006. Pertumbuhan tanaman jahe emprit Zingiber officinale Var. Rubrum pada media tanam pasir dengan salinitas yang berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi 142 Jessica, Yulistiati Nengsih dan Rudi Hartawan. Pertumbuhan Dan Produksi Pinang Areca Caatechu L. Pada Daerah Pasang Surut Air Laut Dan Daerah Pasang Surut Air Tawar Diterbitkan oleh Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi Halaman 51 Suriadikarta, dan D. Setyorini. 2006. Teknologi pengelolaan lahan sulfat masam. hlm. 117-150. Dalam Suriadikarta, U. Kurnia, Mamat W. Hartatik, dan D. Setyorini Ed.. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. Sihombing, T. 2000. Pinang, Budidaya dan Prospek Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta Widjaja-Adhi, dan T. Alihamsyah. 1998. Pengembangan lahan pasang surut potensi, prospek, dan kendala serta teknologi pengelolaannya untuk pertanian. Prosiding Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan HITI, 16-17 Desember 1998 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

pasang surut air laut tanjung pinang